Fitrah Based Education: Menumbuhkan Anak Sesuai Desain Ilahi – Konsep Utuh 8 Fitrah Manusia Menurut Harry Santosa
Wahyudi
25 November 2025

Dalam beberapa tahun terakhir, diskursus mengenai pendidikan berbasis fitrah atau Fitrah Based Education (FBE) semakin mengemuka di kalangan orang tua, pendidik, hingga pemerhati pendidikan Islam. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Harry Santosa, seorang pemerhati pendidikan dan penggagas Gerakan Menumbuhkan Fitrah. Dengan pengalaman panjang dalam dunia parenting, homeschooling, life school, dan pendidikan peradaban, Harry Santosa menyajikan paradigma yang berbeda dari sistem pendidikan konvensional.
Jika selama ini pendidikan cenderung berfokus pada “mengisi” anak dengan pengetahuan, mengukur capaian akademik, serta menyeragamkan kemampuan, Fitrah Based Education mengajak kita kembali kepada desain ilahi yang sudah tertanam dalam diri setiap anak sejak lahir: fitrah.
Pendidikan Bukan Membentuk, Tetapi Menumbuhkan
FBE berangkat dari sebuah keyakinan utama bahwa:
Anak bukan kertas kosong yang harus diisi, tetapi benih yang harus ditumbuhkan.
Setiap anak membawa potensi bawaan yang khas—baik kecenderungan belajar, pola berpikir, karakter, sensitivitas seni, kemampuan sosial, hingga jenis bakat. Potensi itu membutuhkan lingkungan yang tepat, keteladanan, dan stimulasi agar tumbuh secara alamiah.
Konsep ini sejalan dengan firman Allah tentang “syahadat rububiyah” (QS. Al-A’raf: 172), di mana manusia lahir mengenal Tuhannya. Hadis kullu mauludin yuladu ‘alal fitrah juga menegaskan bahwa anak terlahir dengan potensi suci dan lengkap; orang tuanyalah yang akan mengarahkannya.
Paradigma Fitrah: 8 Fitrah Manusia Menurut Harry Santosa
Dari riset dan pemikiran mendalam, Harry Santosa menyajikan 8 fitrah inti yang membentuk manusia sebagai makhluk spiritual, intelektual, sosial, dan peradaban. Berikut penjelasan panjang untuk masing-masing fitrah.
1. Fitrah Keimanan – Core Fitrah (Spiritual Nature)
Ini adalah fitrah paling fundamental. Sejak lahir, anak sudah membawa kompas spiritual—kesadaran akan keberadaan Tuhan, kecenderungan kepada kebenaran, dan kemampuan merasakan kehadiran Allah.
Tujuan pendidikan:
Membangun hubungan anak dengan Allah melalui keteladanan ibadah.
Menumbuhkan kesadaran bahwa hidup memiliki tujuan dan amanah.
Membentuk akhlak melalui pengalaman, bukan ceramah.
Cara menumbuhkan:
Mengajak anak ke alam: merenungi ciptaan Allah.
Rutinitas ibadah santai namun konsisten.
Kisah-kisah para nabi.
Orang tua sebagai teladan yang hidup dengan nilai iman.
Kesalahan umum:
Mengganti keteladanan dengan hafalan.
Mengancam anak dengan neraka sebagai metode pendidikan.
Memaksakan kewajiban sebelum anak paham makna.
Di FBE, iman tumbuh melalui cinta, rasa syukur, dan pengalaman hidup.
2. Fitrah Belajar & Bernalar – Intellectual Nature
Semua anak pada dasarnya senang belajar. Mereka lahir dengan rasa ingin tahu, kemampuan observasi, logika awal, dan dorongan eksplorasi.
Tujuan pendidikan:
Menjaga agar anak tetap menjadi pembelajar sepanjang hidup (lifelong learner).
Cara menumbuhkan:
Beri ruang eksplorasi (outdoor, eksperimen, aktivitas nyata).
Fasilitasi pertanyaan anak, jangan dimatikan.
Sediakan bahan bacaan, permainan edukatif, dan alat eksplorasi.
Biarkan anak mencoba, salah, dan memperbaiki.
Kesalahan umum:
Menyeragamkan cara belajar semua anak.
Menuntut akademik terlalu dini (misalnya calistung sebelum waktunya).
Menghukum ketika anak salah bertanya atau salah mencoba.
FBE percaya: learning comes from living.
3. Fitrah Bakat – Professional Nature
Bakat bukan sekadar minat sesaat, tetapi kecenderungan bawaan yang mengarah pada peran masa depan anak. Bakat berhubungan dengan misi peradaban.
Tujuan pendidikan:
Mengenali pola bakat agar anak kelak memilih profesi sesuai jati diri dan kontribusi yang Allah kehendaki.
Cara menumbuhkan:
Observasi aktivitas yang membuat anak “berbinar”.
Beri stimulus beragam untuk menemukan pola.
Ajak anak mengikuti proyek atau aktivitas nyata.
Kesalahan umum:
Memaksakan bakat versi orang tua.
Membentuk anak sesuai tren pekerjaan.
Mengukur kecerdasan hanya dengan mata pelajaran sekolah.
Dalam FBE: bakat adalah amanah, bukan kebetulan.
4. Fitrah Seksualitas & Generatif – Gender & Family Nature
Fitrah ini mencakup kesadaran identitas laki-laki dan perempuan, peran keluarga, dan dorongan generatif (kepedulian, kasih sayang, nurturing).
Tujuan pendidikan:
Membentuk identitas gender yang sehat dan menghormati nilai-nilai keluarga.
Cara menumbuhkan:
Anak laki-laki dekat dengan ayah: belajar struktur, kepemimpinan.
Anak perempuan dekat dengan ibu: belajar nurturing, kelembutan.
Keteladanan peran suami dan istri dalam keluarga.
Kesalahan umum:
Membalik peran pengasuhan.
Anak tumbuh tanpa figur ayah/ibu yang kuat.
Membiarkan media membingungkan identitas gender anak.
FBE melihat bahwa fitrah gender adalah fondasi keluarga dan peradaban.
5. Fitrah Individualitas & Sosialitas – Social Nature
Manusia membawa dua potensi sekaligus: unik sebagai individu dan mampu berkembang sebagai makhluk sosial.
Tujuan pendidikan:
Membantu anak mengenal dirinya sekaligus membangun kemampuan interaksi sosial yang beradab.
Cara menumbuhkan:
Ajarkan adab, empati, dan cara menyelesaikan konflik.
Beri kesempatan berinteraksi lintas usia (bukan hanya teman sebaya).
Fasilitasi layanan sosial, volunteering, aktivitas komunitas.
Kesalahan umum:
Menganggap anak “tidak sosial” hanya karena tidak ekstrovert.
Memaksa anak tampil atau memimpin.
Mengabaikan kepentingan perkembangan emosinya.
Dalam FBE: anak belajar menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat.
6. Fitrah Estetika & Bahasa – Aesthetic & Linguistic Nature
Fitrah ini mencakup kepekaan terhadap keindahan, seni, kreativitas, serta kemampuan berbahasa dan berkomunikasi.
Tujuan pendidikan:
Mengembangkan apresiasi terhadap keindahan (alam, seni, moral) dan melatih kemampuan bahasa yang baik.
Cara menumbuhkan:
Mengajak anak menikmati alam.
Menyediakan alat seni, musik, kreativitas.
Membacakan buku berkualitas.
Mengajak anak berdialog aktif.
Kesalahan umum:
Melabeli seni sebagai “tidak penting”.
Memaksa anak tampil di panggung tanpa kesiapan hati.
Memberikan hiburan pasif (gadget) sebagai pengganti aktivitas seni.
7. Fitrah Jasmani – Health Nature
Fitrah jasmani mencakup kebutuhan tubuh anak: gerak, nutrisi, motorik, ketahanan, dan kesehatan fisik.
Tujuan pendidikan:
Menjaga tubuh anak agar tumbuh kuat dan sehat sebagai modal menjalankan peran hidup.
Cara menumbuhkan:
Banyakkan aktivitas fisik.
Bermain bebas di luar ruangan.
Pola makan sehat & tidur cukup.
Menghindari gaya hidup pasif (screen time berlebihan).
Kesalahan umum:
Anak duduk berjam-jam demi akademik.
Jarang mengajak anak keluar rumah.
Mengizinkan konsumsi makanan tidak sehat sejak kecil.
8. Fitrah Perkembangan – Growth & Maturity Nature
Setiap fitrah berkembang melalui fase tertentu. Memahami fase sangat penting agar orang tua tidak mendahului atau menunda proses perkembangan alami.
Fase pertumbuhan menurut FBE:
0–7 tahun : fase imprinting → keteladanan, bonding, rasa aman.
7–10 tahun : fase exploration → bermain, eksplorasi, pengalaman nyata.
10–14 tahun : fase formation → pembentukan jati diri, mentoring.
14–18 tahun : fase maturation → latihan peran dewasa.
Kesalahan umum:
Memaksa dewasa terlalu cepat.
Menghambat kemandirian.
Tidak memberi stimulasi sesuai usia.
FBE mengajarkan bahwa setiap fase adalah amanah.
Mengapa Fitrah Based Education Menjadi Solusi Zaman Ini?
Dalam era digital, pendidikan menghadapi tantangan besar seperti:
tekanan akademik
hilangnya rasa ingin tahu
krisis identitas remaja
kecanduan gawai
melemahnya imunitas spiritual
rusaknya hubungan keluarga
pergeseran nilai moral
kebingungan arah bakat dan profesi
Fitrah Based Education hadir sebagai solusi karena:
✔ Selaras dengan hukum alam penciptaan
✔ Menghormati keunikan setiap anak
✔ Mengurangi stres akademik
✔ Membentuk manusia yang utuh, bukan sekadar pintar
✔ Membantu anak menemukan misi hidup
✔ Menyatukan peran orang tua, sekolah, dan komunitas
FBE bukan sekadar teori, tetapi gerakan peradaban.
Bagaimana Orang Tua Bisa Memulai?
✔ Mengenali fitrah anak melalui observasi
✔ Menjadi teladan utama dalam akhlak, ibadah, adab, dan perilaku
✔ Menyediakan lingkungan yang kaya pengalaman
✔ Mengurangi tekanan akademik yang tidak sesuai fase
✔ Mengajak anak hidup bercakap, bergerak, dan berkarya
✔ Membangun hubungan hangat dalam keluarga
✔ Menyadari bahwa setiap anak punya waktunya masing-masing
FBE bukan tentang membuat metode baru, tetapi mengembalikan pendidikan kepada cara kerja fitrah manusia.
Mengembalikan Pendidikan kepada Hakikatnya
Fitrah Based Education membantu kita melihat bahwa pendidikan seharusnya memanusiakan manusia. Ketika delapan fitrah anak tumbuh dengan seimbang, anak akan berkembang sebagai pribadi yang:
beriman kuat
berakhlak mulia
memiliki rasa ingin tahu
mengenal bakat dan minatnya
sehat secara fisik dan emosional
memiliki kemampuan sosial tinggi
kreatif dan berbahasa baik
matang dan siap menjalankan peran dewasa
Inilah manusia yang merdeka, bermartabat, dan siap menjadi khalifah di bumi.
Melalui pendekatan FBE, orang tua tidak sekadar mendidik anak untuk “berhasil”, tetapi mengarahkan mereka menjalani misi hidup yang Allah amanahkan.
Tags:
Artikel Terkait

Father's Camp : Momen Bonding Ayah-Anak
Father’s Camp adalah kegiatan yang dirancang untuk mempererat hubungan antara ayah dan anak melalui berbagai aktivitas bersama di alam terbuka ataupun lingkungan yang terstruktur

Outing Class: Belajar di Luar Kelas yang Menyenangkan dan Bermakna , Momen Sambut Ramadhan
Siswa membutuhkan pengalaman nyata agar materi pelajaran terasa lebih hidup dan relevan dengan kehidupan mereka
